Pembangunan Apartemen Mahasiswa di Medan
Potensi Pembangunan Apartemen di Kota Medan
Developer kini fokus pada pembangunan di Kota Medan, khususnya pembangunan apartemen mahasiswa. Potensi pengembangan konstruksi di Kota medan sangat dipercaya akan bekembang karena pertumbuhan ekonomi yang baik dan lahan yang mendukung untuk pembangunan.
Salah satu pengembang yang ikut mencicipi bisnis tersebut adalah PT Riyadh Group Indonesia. Lewat anak usahanya, PT Lima Putra Realti, Riyadh Group mencoba peruntungan dengan mengembangkan Setiabudi Condominium, proyek apartemen di Medan. Proyek membidik pasar menengah itu menyedot investasi sekitar Rp 300 miliar.
"Karena Medan adalah lokasi pengembangan. Pertumbuhan ekonomi dan bisnis di sini semakin pesat, terutama sejak adanya Kuala Namu International Airport, ini menjadi semacam trigger strategi perkuatan konektivitas nasional dalam program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)," kata Direktur Utama PT Lima Putra Realti, Bally Saputra, di Jakarta, Kamis (4/12/2014).
Berjarak hanya satu kilometer dari area kampus Universitas Sumatera Utara, lanjut Bally, dia optimistis proyek tersebut dapat diserap pasar, terutama kalangan mahasiswa. Lokasi proyek di Jalan Pertambangan itu diharapkan bisa menjadi potensi investasi di sektor apartemen untuk kalangan menengah, khususnya mahasiswa.
"Cocok untuk investasi, apalagi unit apartemen di sini akan diramaikan oleh market penyewa dari kalangan mahasiswa," ujarnya.
Nantinya, tak jauh dari lokasi apartemen tersebut akan dibangun akses tol menuju Kuala Namu International Airport. Pembangunan akses tol tersebut akan berdekatan dengan lokasi Setiabudi Condominium dan diharapkan mendongkrak nilai properti ini.
"Saya prediksi, kenaikannya bisa mencapai 20-30 persen per tahun," katanya.
Tren positif
Pembangunan apartemen mahasiswa masih dianggap sebagai bisnis menjanjikan. Di Bandung, Jawa Barat, misalnya, pengembang juga berebut lahan ini. Pasalnya, minat masyarakat demikian tinggi, terbukti kinerja penjualan apartemen-apartemen jenis ini menunjukkan tren positif.
Taman Melati Jatinangor yang dikembangkan PT Adhi Persada Properti, misalnya. Apartemen yang dikelilingi kampus-kampus ternama macam Universitas Padjadjaran, Institut Teknologi Bandung, Institut Pemerintahan Dalam Negeri dan Institut Koperasi Indonesia, sudah terserap pasar sebanyak 70 persen dari total 758 unit. Sementara itu, apartemen Taman Melati Margonda sudah terserap pasar 100 persen.
Saat ini, posisi aktual yang aktif ditransaksikan ada di pasar sewa dan pasar sekunder. Harga seken dibanderol mulai Rp 500 juta hingga Rp 600 juta per unit, sedangkan pasar sewa sekitar Rp 2 juta hingga Rp 3 juta per bulan.
Untuk itulah, menurut Wakil Direktur Utama PT Lima Putra Realti, Hartford Brahmana, realisasi pembangunan Setiabudi Condominium akan segera dilakukan dengan pemasangan tiang pancang Sabtu (6/12/2014) pekan ini. Pasalnya, tak menutup kemungkinan, pangsa pasar pelaku usaha dari luar Medan juga dapat menghidupkan transaksi penjualan unit apartemen tersebut.
Hartford mengatakan, sebagai sentra ekonomi dan bisnis terdepan di Sumatera, Medan akan menjadi magnet bagi lalu lintas aktivitas perdagangan dan bisnis.
"Otomatis, ini akan menciptakan peluang pasar bagi pengembangan properti apartemen," ujarnya.
Untuk lebih memperkuat nilai tambah, pihaknya akan melengkapi fasilitas di lingkungan apartemen tersebut antara lain dengan pusat kuliner, binatu, mesin anjungan tunai mandiri dan sebagainya yang akan mendukung aktivitas penghuni. Kondominium ini juga menyediakan aula pertemuan dan fasilitas pendukung kebutuhan lifestyle penghuninya.
Adapun harga yang dibanderol untuk unit di Setiabudi Condominium terdiri dari dua tipe, satu kamar tidur dan dua kamar tidur seharga sekitar Rp 12 juta per meter persegi. Proyek tersebut terdiri dari tiga menara dengan total 848 unit apartemen yang dibangun pada 14 lantai. (kompas.com)
Bagikan kalau menurut anda bermanfaat
BACA JUGA..